Translate

Jumat, 11 Juli 2014

I LOVE YOU

I LOVE YOU
          Seorang  anak  laki-laki  yang dibilang  hidupnya  begitu  hampa.  Ia  tak  pernah  mendapatkan  kehangatan  dan  kasih  sayang  dari  orangtua nya. Ya,  itulah  aku.  Aku  sangat  mengharapkan  kehadiran  seorang  wanita  yang  dapat  memberikan  warna  pada  hidupku. Namun, semua itu bagai impian semu bagi ku.
          Hari ini, aku sedang duduk dan termenung dibawah pohon rindang disebuah taman. “Aku sudah bosan dengan hidup ini!” teriak hati ini. Namun tiba tiba “Hei!!” terdengar suara yang memecahkan lamunanku. Ternyata telah berdiri seorang wanita jelita dihapanku. Aku pun  memandanginya terus menerus. “Hei!! Kenapa malah bengong?” teriaknya sambil menepuk pundakku. “Eh iya iya, kenapa?” jawab ku kaget. “Hihihi, aku duduk disini yah?” tanyanya sambil menertawai ku. “Iya duduk aja” jawab ku dengan malu. Lalu dia duduk disebelah ku dan mulai membuka kertas gambar yang ia bawa. Begitu gugup kurasakan , terasa kaku lidah ini hingga tak dapat berucap apa apa.
          “Oh iya, nama kamu siapa?” tanyanya kepada ku. “Hmm, nama gue Fajar. Lo siapa?”. “Nama ku Sasha”. “Ooh, Sasha. Temennya Royco yah? Hahaha” jawabku sambil tertawa. “Huh, dasar reseh. Tapi kenapa cobakan hampir semua orang bilang gitu” jawabnya dengan nada sedikit bete. “Hehehe, bercanda kok bercanda. Pieceee” . “Enggak ah ga mau aku maafin” jawabnya sambil meledekku dengan menjulurkan lidahnya. “Yaudah gapapa” ledekku. “Dasar nyebelin! tapi ngomong ngomong kamu lagi apa disini?” tanya dia. “Ee e eh, gapapa tadi iseng aja mau santai. Lo sendiri mau ngapain disini?” . “Oooh iseng, tapi baru liat sih cowo iseng sendirian ketaman. hihihihi. Aku emang seneng kesini, pengen cari pemandangan buat nge gambar.” . “Ya gapapa cowo ketaman, kan tamannya bukan taman lawang. Oh , lo hobby nge gambar yah?” tanya ku. “Hihihi, bisa aja kamu. Iya aku suka aja nge gambar. Eh iya, sini sini kamu aku gambar” . “Gamau ah, gue malu.” . “Udah cepet pasang gaya , gausah malu malu” . “Yaudah deh, tapi jangan aneh aneh yah gambarnya.” . “Iya berdoa aja ga aneh gambarnya. Hihihihi.” katanya meledekku. “Tuhkan gamau ah” jawabku. “Iiih udah buruan pasang gaya” . “Yaudah, kayak gini?” tanya ku sambil bergaya cool. “Hihihi, yaudah gapapa gitu aja. Diem yah jangan gerak”. Lalu ia mulai menggambar diriku. “Ngomong ngomong lo ga biasa ngomong pake ‘lo-gue’ ya?” tanya ku. “Hmm, iya aku ga biasa” . “Oh maaf yah. Yaudah deh gue eh aku ngomongnya pake ‘aku-kamu’” jawabku sedikit kaku karna tidak terbiasa berbincang dengan menggunakan ‘aku-kamu’. “Hihihi” jawabnya hanya tertawa.
          Setelah beberapa menit berlalu aku merasa pegal karna tidak bergerak sedikit pun. “Hei, udah selesai belom? Udah pegel banget nih.” Kataku. “Hihiihi iya iya ini sedikit lagi” jawabnya sambil tertawa. “Yaudah cepetan dong” kataku dengan nada sedikit bete. “Iya iya bawel ini udah selesai” . “Mana coba aku liat?” tanyaku penasaran. “Niiih” jawabnya sambil menunjukan hasil gmabarnya padaku. Seketika aku termenung melihat hasil gambarnya, dia menggambar diriku yang sedang duduk bersamanya. “Keenapa gambarnya ada kamunya juga?” tanyaku . “Gapapa, ini sebagai tanda kalo kita sekarang temenan. Dari pertama aku liat kamu , kamu kasihan cuma sendirian. Mangkanya aku gambar aku biar kamu ada temennya, kalo kamu ada masalah atau apa kamu bisa cerita kok ke aku.” jawabnya. Jawaban ini membuat ku terdiam dan terus bertanya tanya dalam hati “Ya Tuhan apa dia jawaban dari semua doa dan harapanku selama ini?” tanya ku dalam hati. “Hei!!! Kenapa bengong?” teriaknya mengagetkan ku. “Eh iya iya , gapapa kok” jawabku. “Yaudah aku mau pulang dulu yah” katanya. “Oh iya iya , tapi kita bisa ketemu lagi kan?” tanyaku penuh harap. “Bisa kok bisa, aku hampir setiap hari datang ke sini. Kamu datang kesini aja” jawabnya. “Oh iya iya aku bakal rajin datang ke sini deh hehehe” jawab ku sambil tertawa. “Hihihi, yaudah aku pulang dulu yah” Jawabnya sambil tersenyum.
Berawal dari hari itu , Aku dan Sasha menjalin pertemanan. Hari demi hari ku lewati bersamanya. Hari hari itu begitu indah seperti mimpi yang kubayangkan selama ini. Aku pun mulai menyayangi nya.
          Hingga suatu hari dia terlihat begitu pucat dan badannya bergemetar. Aku pun mencurigainya. “Kamu kenapa? Kamu sakit? Wajah mu pucat banget” tanya ku khawatir. “Aku gapapa kok , aku baik baik aja” jawabnya sambil tersenyum berusaha menutupi apa yang sedang terjadi. Sesaat setelah dia menjawab itu “Gubraaakk..” dan tiba tiba dia terjatuh pingsan. Dengan rasa panic aku berteriak “Sashaa!!!” tanpa berfikir panjang aku pun membawanya kerumah sakit.
          “Dok, apa dia baik baik saja? Dia sakit apa? Apa dia sudah sadar?” bertubi tubi pertanyaan itu ku ajukan kepada dokter yang menangani Sasha. “Maaf saya belum dapat memberitahu anda sekarang sebelum hasil lab, anda bisa kembali kesini 2 hari lagi untuk mengambil hasil lab nya” . katanya gemetar. “Baik dok, terimakasih” jawabkku panik.
          Setelah  2 hari aku menunggu dalam kekhawatiran, hari ini aku gemmetar menunggu hasil lab mengenai Sasha. Semakinku lihat jam dan memandangi wajahnya. Aku semakin takut dan semakin gemetar. Seketika hati ini pun bertanya “Apa yang sebenarnya terjadi pada Sasha, Tuhan?” . Sebuah pertanyaan yang hanya akan terjawab oleh hasil lab.
          Tak lama kemudian dokter pun datang menghampiri ku “Bisa ikut keruangan saya sebentar?” tanya dokter dengan nada gemetar. “Iya dok” jawabku dengan penuh khawatir. Aku pun beranjak pergi dengan dihantui oleh ketakutan dan kekhawatiran.
“Dok, bagaimana hasil labnya?” tanya ku penasaran. “Maaf nak mungkin ini akan menyakitkan untuk anda” basa basi dokter itu. Basa basi dokter itu membuat ku semakin penasaran “Memang dia kenapa?” Prak!! Suara telapak tangan ini yang telah memukul meja. “Dia mengidap kanker hati stadium terakhir dan kita hanya bisa menunggu keajaiban dan mukjizat dari Tuhan” jawab dokter itu dengan penuh penyesalan.
          Terasa seperti ada ratusan peluru yang menghujam dada ini , seperti ada petir yang menyambar diriku ketika mendengar hasil lab mengenai Sasha. Kemudian aku pun berdiri dan mulai mengambil langkah langkah kecil dengan tak berdaya. “Apakah ini jawaban dari Mu Tuhan? , Apakah aku harus kehilangan orang yang aku sayang? , Apakah aku harus kehilangan orang yang telah memberikan warna pada hidupku? , Apakah aku tidak boleh memiliki dia?” Semua pertanyaan ini selalu terngiang di kepala ku dan membuat ku menggila dan kembali larut dalam kepedihan ku. Aku pun masuk ke kamar tempat sasha dirawat dan duduk tersandar dengan lemas di bangku tepat disamping kasur sasha terbaring. Tak pernah lepas mata ini memandangi wajah yang sebelumnya selalu dihiasi oleh senyuman indah dan sekarang terlihat begitu pucat dan penuh kesakitan “Semua terasa begitu cepat, semua terasa begitu tidak adil!” teriak hati ini dan mulai lah tetesan tetesan air mata jatuh dari wajahku. Namun tiba tiba sebuah bisikan kecil terngian ditelinga ku “Untuk apa memikirkan  itu? Walau dia seperti itu , kau akan tetap mencintanya bukan? Bukan kah kau ingin senyuman senyuman indah kembali terlukis diwajahnya?” . Bisikan itu pun tercerna dalam fikiranku, kemudian aku berfikir “Aku harus membahagiakan dia dan membuatnya tetap ceria!” . Fikiran itu membuat ku bersemangat dalam kepedihanku.
           "Nak nak" terdengar suara dan tepukan tepukan di pundak ku. Aku pun terbangun dari tidurku, tak ku sadari aku tertidur dibangku tepat disebelah kasur Sasha terbaring. "Iya pak dokter ada apa?" tanya ku sambil mengusap mata. "Maaf nak, sebaiknya pasien ini ditinggal dahulu agar ia kami rawat" jawab dokter tersebut. "Memang saya tidak boleh menemani dia?" Tanya saya dengan nada sedikit kesal. "Maaf bukan seperti itu, lebih baik pasien ditinggal agar ruangan ini tetap steril" jawab dokter . "Baiklah dok kalau seperti itu" jawabku.
          Akhirnya aku pulang kerumah ku, dan hanya menghabisakan hari hari ku dalam kesedihan seperti dahulu lagi. Berhari hari aku selalu gelisah dan dihantui oleh ketakutan ketika mengingat Sasha. Hanya doa dan air mata yang dapat aku panjatkan kepada Tuhan , agar ia memberikan mukjizatnya kepada Sasha.
Setelah beberapa hari aku tak menjenguk Sasha, akhirnya aku memberanikan diri dengan segenap semangat untuk membuatnya kembali ceria, aku pergi menjenguk Sasha.
"Hai, Sha gimana kabar kamu?" Tanya ku penuh senyum khawatir. "Kamu tuh yang kabarnya gimana? Kamu kemana aja beberapa hari ini?" Tanya Sasha yang mulai bete. "Alhamdulillah baik baik aja kok" jawab ku santai. Aku mulai memperhatikan senyum yang mulai mengembang di wajahnya. Hal itu membuat hatiku senang bercampur haru." Aku tak ingin kehilangan senyumnya, wajahnya, dan dirinya" teriak hati ini.
          Hari hari ku lewati bersamanya, dengan haru dihati ku dan senyum diwajahnya. Suasana sore ini tentram dan damai dengan langit yang indah di hiasi mega merah yang dihasilkan oleh matahari yang mulai terbenam. Sambil duduk berdua menatap ke indahan matahari terbenam, aku pun mengungkapkan isi hati ku padanya "Sha, aku gatau sejak kapan perasaan ini ada, aku ga ngerti perasaan ini apa, tapi aku sayang sama kamu, aku mau selalu ada disisi kamu, aku mau selalu jagain kamu, aku mau jadi mentari yang selalu bersinar buat kamu dalam kegelapan, aku mau jadi sesuatu yang dapat memberimu kehangatan dikala dingin malam membelenggu. Se keras apa pun, sekejam apa pun hidup ini, aku mau ngelewatinya bila bersama kamu. Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku gamau nunggu lebih lama lagi. Karna semakin lama aku menunggu rasa ini seperti pisau tajam yang menyayat hati yang terasa semakin menyakitkan. Apa kamu mau jadi pacar aku?" Ungkap ku padanya dengan semua perasaan bercampur menjadi satu dihati ini. "Kamu serius?" Tanya nya singkat. "Aku serius sha, aku nggak bercanda. Kamu mau atau enggak?" Kalimat itu mulai membawanya serius. Seketika suasanya hening, dia pun terdiam dan berfikir. "Apa dia akan menerima ku?" Tanya hati ini.
"Aku sayang sama kamu, tapi aku ga bisa nerima kamu. Aku ga mau ninggalin kamu, aku takut dengan hal itu" jawabnya sambil dengan butir2 air mata yang mulai mengalir diwajahnya. "Sha, aku ga perduli dengan apa yang ada pada diri kamu. Karna rasa ini tak punya alasan apapun, rasa ini tulus apa adanya. Ntah kapan datangnya, ntah darimana asalnya. Ini aku dan cinta ku apa adanya yang sayang dan mencintai kamu apapun resikonya. Kamu harus percaya sama aku, kamu mau yah?" Kata ku meyakinkannya. "Hmm, iya aku percaya sama kamu, aku mau jadi pacar kamu. Tapi aku minta kamu janji satu hal?" Tanyanya. "Apa sha?" Jawabku. "Kamu harus selalu tersenyum buat aku, dan plis jangan tinggalin aku sendirian yah? Aku takut, aku takut kalo aku bakal sendirian selamanya" tanyanya dengan air mata yang semakin deras. "Iya aku janji!" Jawabku dengan senyuman. "Sekarang jangan nangis dong" kataku sambil mengusap air matanya. Dia pun tersenyum dan memeluk ku.
           Rasa ini pedih, senang, dan haru semua bercampur menjadi satu dalam hati ini. Terlukis wajah mu dalam pikiran ku, tertulis namamu dalam hati ku, dan terbentuk sebuah pangillan dibibir ini "Kamu yang ku sayang". Debar jantung tak karuan, semakin cepat semakin mematikan fikiran ku ketika ku ingat dirimu dan setiap detik ku sebut namamu dalam hati ini.
           Mulai hari ini, Aku dan Sasha menjadi sepasang kekasih dengan sang mentari yang menjadi saksinya. Selama mata ini mampu untuk tetap menatap dirinya, selama kaki ini mampu tuk melangkah menemaninya, dan selama tangan ini mampu tuk tetap kuat menjaganya, selama nafas ini masih berhembus untuknya, maka selama itu pun aku akan tetap mencintainya apapun RESIKOnya.

THE END

1 komentar:

  1. EYYY KAGET GW PIKIR BASED ON TRUE STORY :(
    Tapi ceritalu bagus, Jar... Menghibur... Gw nggak nyangka kalau perasaanlu halus juga... Yaudah abaikan aja... Gw lagi hobi menjelajah waktu sambil buka bukain time capsule orang orang... Maklum aja ya

    BalasHapus